Sabtu, 22 Oktober 2011

Eksistensi Dupa Dalam Budaya Tionghua

Dupa atau kerap disebut Hsiang (Mandarin) atau Hio (Hokkian) adalah salah satu unsur yang eksis dalam kebudayaan Tionghoa selama ribuan tahun. Dupa terutama digunakan dalam acara penghormatan kepada leluhur dan acara2 ritual keagamaan beberapa agama yang ada di Tiongkok.


Asal usul dupa pertama kalinya sebenarnya bukanlah langsung digunakan untuk penyembahan atau penghormatan. Dupa masuk bersamaan dengan masuknya agama Buddha ke China. Dikatakan bahwa sewaktu Buddha Sakyamuni menyebarkan ajarannya kepada para pengikut, karena cuaca yang panas, kebanyakan murid2 tak dapat berkonsentrasi, merasa mengantuk dalam mendengarkan wejangan dari Buddha Sakyamuni. Maka untuk mengatasi hal ini, orang2 kemudian membakar kayu2 harum dan wangi untuk mengharumkan udara dan meningkatkan konsentrasi. Kemudian tradisi ini menjadi kebiasaan dalam agama Buddha dan terbawa ke China dalam penyebarannya.


Dupa kemudian diadopsi oleh agama2 dan kepercayaan2 lain yang telah lama ada di China sebelum agama Buddha masuk. Sehingga dupa menjadi sebuah alat dalam ritual dan tradisi kebudayaan Tionghoa selama ribuan tahun, baik dalam menghormati leluhur, menghormati dewa-dewi dalam agama2 tertentu di China dan juga tentunya oleh penganut agama Buddha sendiri.

Tradisi ini kemudian diperlambangkan sebagai sebuah alat untuk
berkomunikasi dengan leluhur, dewa-dewi dalam agama tertentu ataupun sang Buddha sendiri. Ini terutama karena anggapan bahwa wewangian yang menyebar dalam udara adalah salah satu bentuk penghormatan kepada yang dipuja. Asap dari dupa yang bergerak ke atas juga sebagai perlambang bahwa niat kita untuk menghormati ataupun memuja akan sampai kepada tujuannya karena anggapan umum semua bangsa dan agama di dunia (saya
kira bukan hanya dalam agama2 tertentu) bahwa yang kita puja itu baik Tuhan, Allah, Buddha, leluhur deelel yang derajatnya lebih tinggi daripada manusia bertempat di atas langit.

Dupa juga dipercaya digunakan dalam acara ritual untuk menghormati
leluhur ataupun -dewa-dewi dalam agama tertentu di China sebagai pengganti persembahan lainnya seperti kurban2 makhluk bernyawa. Jadi, sebenarnya kalau ditilik2, apa bedanya tradisi dupa dengan tradisi bunga di Barat sana? Terserah kepada masing2 pribadi utuk melihat dupa dari segi agama atau segi budaya. 
 
Sumber lain menyebutkan bahwa eksistensi Hio jauh lebih lama daripada masuknya Buddha , misalkan kitab Zhou Li (tata krama dinasti Zhou) ditulis kalau menghormati Huang Tian adalah dengan Yin. Yin adalah asap yang membumbung karena kayu2 (harum)yang dibakar. Yin itulah hio yang asli, hanya saja merepotkan kalau kayu2 dibakar , itu sebabnya dibikin model HIO yang menggunakan batang terus ditaburi lem dan bubuk cendana atau sejenisnya.
Pada tulisan Bunsu Sidartanto Buanadjaya, yang berjudul "Ru Jiao - Selayang Pandang Kesejarahan Wahyu dan Kitab Sucinya Sepanjang Kurun Waktu 5000 Tahun", Ong Kun salah satu menteri dari Oey Tee (Huang Di=Kaisar Kuning) adalah penemu Than Hio yang dipakai sebagai wewangian pada upacara sembahyang. Jauh lebih lama dari waktu masuknya agama Buddha ke Tiongkok (waktu Dinasti Han).
 
Rinto Jiang , Huang Di , King Hian 2004


Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua 745




Sumber : http://web.budaya-tionghoa.net/budaya-tionghoa/adat-istiadat/1460-eksistensi-dupa-dalam-budaya-tionghua

Pendidikan Dan Karir Yang Ideal

 Pendidikan Dan Karir Yang Ideal

Membesarkan anak dari bayi sampai dewasa membutuhkan banyak energi, emosi dan material. Mendidik anak untuk bekal penghidupan agar mereka kelak bisa hidup dengan baik juga tidak mudah. Kalau kita menganalisa maka dapat dikatakan bahwa pendidikan anak dapat dibagi dalam pendidikan rumah, pendidikan sekolah dan norma-norma yang mereka terima dari lingkungan sekitarnya, dan hasil dari tiga faktor-faktor ini membentuk identitas anak untuk menjadi dewasa. Meskipun ketiga faktor ini menentukan, namun menurut pengalaman saya yang penting ialah yang pertama dan kedua. Mendidik anak tergantung dari budaya orang tuanya. Biasanya kalau ayah atau ibunya seorang dokter, maka anaknya kebanyakan juga sekolah kedokteran dan seterusnya.

 Faktor yang kadang-kadang menentukan ialah si ibu. Banyak filosof-filosof Tionghoa ternama kebanyakan dididik oleh ibunya, karena waktu mereka masih bocah, ayahnya sudah meninggal dunia, misalnya Kong Fu-Zhi, Mengke (Mencius) Auw-yang Siu etc. Aku mengenal beberapa teman Belanda yang mengatakan pada anaknya agar mereka memilih sekolah atas dasar kesenangannya, jangan sampai kelak kecewa atas pilihannya. Pendapat ini juga sering ditulis di koran-koran Belanda, dengan perkataan lain si anak diberi kebebasan sepenuhnya untuk memilih sendiri. Saya katakan padanya bahwa kalau orang Tionghoa, si anak dari kecil dididik dan dengan kecintaan dijuruskan arahnya, menurut kemampuan sianak dan kebutuhan masyarakat. Ini adalah dua faktor yang penting yang dapat mensukseskan keberhasilan sekolah dan pekerjaannya kelak. 


Kebanyakan ibu orang Tionghoa menganjurkan agar anaknya sekolah menjadi dokter atau jurusan-jurusan yang dapat berdiri sendiri seperti apoteker, dokter gigi etc. Sayangnya, sekolah dokter ada quotanya, apalagi di Indonesia tidak mudah untuk seorang keturunan Tionghoa untuk mendapatkan tempat di fakultas kedokteran. Juga jarang universitas-universitas swasta yang didirikan oleh masyarakat Tionghoa mempunyai fakultas kedokteran dan kedokteran gigi, kecuali Universitas Res Publica yang dahulu didirikan oleh Baperki yang mempunyai fakultas-fakultas kedokteran dan tehnik yang mahal biayanya.

Aku mengenal anak dari seorang temanku yang sekolah di fakultas sastra Belanda menurut kemauan anaknya. Sesudah lulus, dia tidak mendapatkan pekerjaan selama dua tahun, lalu karena kecewa dia sekolah lagi jurusan hukum, lulus dan mudah mendapatkan pekerjaan. Adalagi yang sekolah antropologi, sesudah lulus juga tidak dapat pekerjaan dan menganggur sampai sekarang, kalau dia belajar sastra Tionghoa lebih mudah dapat pekerjaan, karena perusahan-perusahan Belanda banyak yang berdagang dengan Republik Rakyat Tiongkok, lagi pula dahulu jarang orang mengambil jurusan ini. Maka dari itu saya anjurkan agar anak-anak kita dibantu mencari jurusan yang kelak kalau lulus bisa bekerja.

Boleh dipikirkan dengan jurusan kesenangan anaknya, tetapi harus dipikirkan bersama berbagai faktor faktor yang penting kemungkinan dapat pekerjaan sesudah anaknya lulus, terutama kebutuhan masyarakat. Kalau tidak ada pekerjaan maka kesenangannya akhirnya mengakibatkan kekecewaan. Pengalaman saya dahulu ialah, saya ingin sekolah menjadi insinyur kimia, namun ibuku selalu dengan kalem dan pengertian menganjurkan aku menjadi dokter. Beliau mengatakan bahwa dokter pekerjaan yang nobel, menyembuhkan penyakit atau meringankan penderitaan manusia. Sesudah aku menjadi dokter ternyata aku merasa bahwa pekerjaanku sebagai dokter adalah karirku yang ideal. Aku harus berterima kasih kepada ibu yang dengan kebijaksanaan memilihkan jurusan yang tepat untukku. Tentunya Beliau mengetahui dengan pasti kemampuanku, dengan ijasahku bagian ilmu pasti/fisika/kimia bisa masuk ke fakultas kedokteran. Anak yang baru lulusan SMA belum mempunyai pengalaman penghidupan, maka harus kita bimbing agar yang dipilih itu tepat untuk kemudian hari.

Untuk menjawab pertanyaan: ”Bagaimana aku bisa mendapatkan karir yang ideal?” benar-benar perlu dipikirkan, bukan saja untuk memenuhi kesenangan si anak terhadap bidang pelajarannya tetapi juga, kemampuannya, kebutuhan masrakat dan kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus kalau sudah lulus dll. Pertama-tama, orang harus memilih karirnya menurut kepandaian pribadi, kesenangannya dan juga permintaan dari masyarakat. Kedua, sesudah dia menemukan karirnya, dia harus bekerja dengan betul-betul, teliti, kesabaran dan jangan mudah merubah pikirannya waktu melihat sesuatu yang baru. Ketiga, jangan berpikir bahwa karir yang ideal baginya ialah pekerjaan dengan gaji yang tinggi atau untuk mendapatkan kekuasaan dan nama.

Maka dari itu karir yang ideal menurut pendapatku ialah yang dapat mengembangkan talenta seseorang, cocok dengan kepribadian dan kebutuhan masyarakat. Kata-kata yang cocok untuk mensukseskan karir seseorang ialah: kepandaian  yang sudah dikuasahi (Zhi), kepercayaan pada diri sendiri (Xin), bekerja keras, disiplin tetapi rasionil (ching-li), komunikasi (Ren) dan kejujuran (Yi). Pekerjaan semacam ini adalah yang ideal bagi seseorang. Dengan mengerjakan pilihannya dengan giat dan hati-hati, dia bisa membuat hari depan yang gemilang.



Dr. Han Hwie Song
Breda 21-04-2004 (Nederland)


sumber : http://web.budaya-tionghoa.net/home/1432-pendidikan-dan-karir-yang-ideal

Senin, 10 Oktober 2011

Rolling In The Deep Lyrics - ADELE

There's a fire starting in my heart
Reaching a fever pitch and it's bring me out the dark  
Finally I can see you crystal clear  
Go ahead and sell me out and I'll lay your ship bare

See how I'll leave, with every piece of you
Don't underestimate the things that I will do  
There's a fire starting in my heart
Reaching a fever pitch and it's bring me out the dark


The scars of your love remind me of us  
They keep me thinking that we almost had it all  
The scars of your love, they leave me breathless  
I can't help feeling


We could have had it all  
Rolling in the deep
You had my heart inside your hand
And you played it to the beat

Baby, I have no story to be told
But I've heard one of you and I'm gonna make your head burn  
Think of me in the depths of your despair  
Making a home down there as mine sure won't be shared
 
The scars of your love remind you of us  
They keep me thinking that we almost had it all
The scars of your love, they leave me breathless
I can't help feeling

We could have had it all  
Rolling in the deep
You had my heart inside your hand
And you played it to the beat
 
Could have had it all
Rolling in the deep  
You had my heart inside your hand
But you played it with a beating
 
Throw your soul through every open door
Count your blessings to find what you look for  
Turn my sorrow into treasured gold  
You pay me back in kind and reap just what you sow

(Now I'm gonna wish you never had met me)
We could have had it all  
(Tears are gonna fall, rolling in the deep)  
We could have had it all

(Now I'm gonna wish you never had met me)  
It all, it all, it all, it all  
(Tears are gonna fall, rolling in the deep)

(Now I'm gonna wish you never had met me)
We could have had it all  
(Tears are gonna fall, rolling in the deep)  
Rolling in the deep

(Now I'm gonna wish you never had met me)  
You had my heart and soul  
(Tears are gonna fall, rolling in the deep)  
And you played it to the beat

(Now I'm gonna wish you never had met me)
Could have had it all  
(Tears are gonna fall, rolling in the deep)
Rolling in the deep

(Now I'm gonna wish you never had met me)
You had my heart and soul in your hand  
(Tears are gonna fall, rolling in the deep)  
But you played it, you played it, you played it to the beat